Bintan – Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun (BBK) merupakan bagian dari inisiatif pembangunan Super Hub yang menjadikannya sebagai sentra produksi, perdagangan, teknologi, dan keuangan di Indonesia. Karena itu, pemerintah mendukung penuh diluncurkannya Program “BBK Murah” yang diinisiasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Daerah Kepulauan Riau.
Program BBK Murah yang ditawarkan berupa stimulus bagi calon investor berupa sewa lahan gratis selama lima tahun pertama di lokasi Zona Perdagangan Bebas (Free Trade Zone/FTZ) BBK. Mereka hanya perlu menanggung biaya listrik, maintenance, dan biaya operasional lainnya.
Program BBK Murah ini tentunya telah sejalan dengan keterjangkauan biaya produksi di Batam, seperti biaya listrik, gas, dan pelabuhan yang bersaing, UMP dan UMK yang kompetitif, serta harga sewa lahan dan Self Factory Building (SFB) yang tidak kalah bersaing dengan Pulau Jawa.
“Kami mengharapkan BP Kawasan dan Pemerintah Daerah bersama-sama menyukseskan gerakan ini, dengan memberikan insentif pajak daerah, layanan utilitas terjangkau, pelayanan perizinan mudah dan tidak berbelit, serta dukungan keamanan yang memberikan rasa nyaman bagi investor,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menghadiri acara Peluncuran Program BBK Murah, di Lagoi Bay, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri, Sabtu (26/9).
“Pengembangan industri berbasis klaster melalui Super Hub di daerah-daerah tersebut akan mendorong pemerataan ekonomi antar daerah,” ujarnya menambahkan.
Pengembangan Kawasan BBK ini diyakini bakal meningkatkan status kawasan ini sebagai “hub logistik internasional”, dapat mendukung pengembangan industri, perdagangan, maritim dan pariwisata yang terpadu dan berdaya saing. Pasalnya, masing-masing pulau memiliki ciri khas bisnis masing-masing, tetapi saling terintegrasi dan mendukung untuk meningkatkan daya saing Kawasan BBKT.
Bagi kawasan Kepulauan Riau (Kepri) sendiri, pada triwulan kedua 2020, perekonomiannya terdampak cukup dalam akibat pandemi Covid-19, sehingga mengalami kontraksi minus 6,66%. Dari sisi pengeluaran, kinerja ekspor dan impor relatif terdampak minimal, namun investasi Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), konsumsi pemerintah, dan Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) turun tajam, bahkan lebih dalam dibandingkan nasional.
Sementara itu, dari sisi sektoral, sektor yang paling terkena dampak adalah sektor jasa lainnya dan penunjang pariwisata, yaitu transportasi, akomodasi, serta penyediaan makan dan minum. Adanya Program “BBK Murah” diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi di Kepri maupun Indonesia pada umumnya.
Kemudian, lanjut Menko Airlangga, setidaknya hingga kini tercatat 11 perusahaan yang bernegosiasi final, dengan nilai investasi yang ditargetkan sekitar US$550 juta, dan tenaga kerja yang akan diserap mencapai sekitar 1.500 orang.
Hal tersebut sangat baik mengingat kondisi pandemi saat ini, yang mana pemerintah mendorong program subsidi upah kepada para pekerja dengan gaji di bawah Rp5 juta yang terdaftar di Jamsostek, dan ini diharapkan dapat menyokong daya beli masyarakat. Di sisi lain, untuk pekerja sektor informal diberikan Program Kartu Prakerja.
“(Sejauh ini), Pemerintah mendorong sisi permintaan, dan ke depannya akan mendorong sisi penawaran. Sektor produktif akan semakin didorong bangkit lagi, khususnya pariwisata, perdagangan, dan industri akan jadi pengungkit perekonomian yang saat ini terkontraksi. Sebab, sebanyak 55% dari perekonomian Indonesia bergantung pada demand, belanja negara dan investasi,” paparnya.
Ketua Umum Kadin Pusat Rosan P. Roeslani mengungkapkan bahwa pihaknya tetap semangat untuk melakukan terobosan dan jemput bola kepada para investor di luar negeri, meskipun sedang di masa Covid-19 yang tantangannya besar.
“Investasi yang masuk ke Indonesia ditujukan untuk penciptaan lapangan kerja, terutama pada masa pandemi ini. Untuk Program BBK Murah tak hanya berupa sewa lahan gratis, tapi juga dari segi insentif. Hal itu akan meningkatkan iklim usaha menjadi lebih baik,” jelas Rosan.
Hadir dalam kesempatan ini, yakni antara lain Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Kepala BP Batam yang juga Walikota Batam M. Rudi, Ketua Kadin Daerah Kepri Akhmad Ma’ruf Maulana, para Pejabat Eselon I Kemenko Perekonomian, serta perwakilan pengusaha yang tergabung dalam Kadin Kepri.
Selain itu, pada acara yang sama, dilakukan juga pertemuan virtual dengan calon investor dari Amerika Serikat dan Jepang. (*)