Batam – Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, turun langsung ikut gotong royong (goro) menyelesaikan penyebab bencana banjir dan tanah longsor di Batam. Tak hanya itu, ia pun ikut membersihkan limbah minyak hitam (sludge oil) di kawasan pantai di sekitar Nongsa, Sabtu (9/1).
Sejak pagi, Amsakar memulai goro bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di kawasan Batam Kota. Bersama Kapolresta Barelang, Kombes Yos Guntur, Amsakar memantau goro di dua lokasi di Legenda Bali.
Setelah dari Batam Kota, ia bersama Dandim 0316 Batam, Letkol Kav Sigit Dharma Wiryawan, turun memantau dua lokasi Goro yang berdekatan di Bengkong. Dari Bengkong, ia melanjutkan pantauan di wilayah Melcem, Batuampar.
Setelah itu, Amsakar melanjutkan pemantauan ke kawasan pantai di sekitar Nuvasa Bay, Nongsa dan memantau para pelaku pariwisata dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) yang ikut membersihkan sampah dan limbah tumpahan minyak di bibir pantai. Selepasnya, ia menuju Kabil di dekat Kompleks Ruko Kaliban, Nongsa.
Karena hanya bisa turun langsung di empat kecamatan, maka di kecamatan lain Amsakar mengaku terus memonitor melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam, Jefridin dan beberapa Asisten di lingkungan Pemerintah Kota Batam.
“Selain itu, saya kontak langsung Pak Camat masing-masing. Pantauan saya, goro terselenggara dengan baik dan seluruh Satuan Forkopimda, TNI/Polri serta komponen masyarakat ikut andil menyukseskannya,” kata dia.
Karena itu, Amsakar mengapresiasi keterlibatan semua pihak sebagai upaya preventif agar tak terjadi bencana banjir dan tanah longsor seperti beberapa waktu sebelumnya.
“Terima kasih untuk semua yang terlibat dalam berbagai kegiatan ini, termasuk Forkopimda dan asosiasi-asosiasi di sektor pariwisata,” ujar Amsakar.
Amsakar menyebut, gotong royong yang sudah disepakati sejak tiga hari lalu itu, merupakan upaya pemerintah menangani ancaman bencana di saat musim cuaca ekstrem seperti sekarang ini.
Ia juga terus berkoordinasi dengan Forkopimda dalam hal penanganan hingga pencegahan bencana. Amsakar sangat mengapresiasi langkah Forkopimda yang merespons baik upaya itu, bahkan ikut dalam upaya pencegahan. Terlebih, simulasi dan evakuasi juga sudah dilakukan.
“Kita tetap waspada karena hingga Februari nanti, kemungkinan cuaca ekstrem akan melanda. Sehingga, kita bahu membahu mengantisipasi kemungkinan buruk yang terjadi,” ujarnya.
Kemudian, untuk kasus limbah minyak hitam atau sludge oil yang kerap mencemari destinasi wisata pantai di wilayah Nongsa, Amsakar akan membentuk petugas khusus yang akan melibatkan pihak terkait mengecek kandungan yang ada dalam limbah tersebut.
“Karena ini (limbah minyak) sudah berlangsung lama, setiap musim utara datang, pasti terjadi,” ujarnya.
Ia mengaku, ke depan harus ada Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam menangani limbah minyak hitam tersebut. Ia pun langsung menginstruksikan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menyusun SOP tersebut.
“Para pelaku pariwisata sangat peduli dalam kebersihan destinasi wisata, alhamdulillah kita semua punya rasa memiliki terhadap Batam. Dengan kebersamaan ini, semua pekerjaan berat menjadi ringan,” katanya. (mcb)