Batam – Penjabat sementara (Pjs) Wali Kota Batam, Syamsul Bahrum, mengatakan penanganan stunting harus dilakukan sejak dini. Bahkan, perlu adanya langkah khusus agar anak dapat tumbuh dengan semestinya.
“Strategi pertama, kita harus punya database mulai dari warga yang akan menikah hingga data warga yang hendak melahirkan,” ujar Syamsul usai memimpin rapat pencegahan stunting di Kantor Wali Kota Batam, Selasa (27/10/2020).
Setelah pusat data ada, perlu dilakukan pengawasan hingga penanganan jika terdapat balita yang terkendala dalam pertumbuhan. Ia mengaku, pertumbuhan anak sangat rawan di tiga tahun pertama.
“Posyandu harus proaktif, kalau ada warga yang tak ikut posyandu bisa didatangi ke rumah,” ujarnya.
Hal itu sebagai langkah pengawasan, khususnya di masa-masa rawan pertumbuhan anak. Ia berharap, bagi keluarga yang memiliki balita harus rutin memeriksakan anak agar pertumbuhan anak tidak terhambat.
“Kalau kita tahu akan lebih mudah menanganinya. Harus dicegah sejak dini, bahkan sejak dari kandungan,” kata dia.
Untuk diketahui, hingga pertengahan 2020, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam mencatat angka stunting di Batam sebanyak 2.566 balita.
Jumlah itu terbagi dalam katagori 925 orang anak sangat pendek dan 1.641 orang anak pendek. Angka ini mengalami penurunan 1,7 persen dibandingkan periode yang sama pada 2019.
Syamsul mengaku, sesuai program pemerintah pusat, Batam konsisten menekan jumlah Balita menderita stunting melalui program mencegah stunting secara berkesinambungan dengan pemantauan pertumbuhan balita. Edukasi pencegahan stunting yang akan berdampak pada kualitas SDM juga diberikan pada masyarakat.
“Terus kita sosialisasikan dan perlu peran semua pihak termasuk Camat dan Lurah serta memberi fasilitas tambahan di Posyandu,” kata Syamsul. (mcb)