WARTASIBER.COM, Pengembang aplikasi Muslim Pro angkat bicara mengenai tuduhan bahwa pihaknya telah menjual data pengguna pada Militer AS. Aplikasi Muslim Pro sendiri merupakan aplikasi yang menyediakan fitur-fitur pengatur waktu salat, pengingat adzan, dan Al-Qur’an dengan terjemahan.
Pihak Aplikasi Muslim Pro sendiri membantah kabar tersebut. Mereka mengatakan bahwa Privasi pengguna adalah prioritas utama Muslim Pro. Sebagai salah satu aplikasi Muslim paling tepercaya selama 10 tahun terakhir, mematuhi standar privasi dan peraturan perlindungan data yang paling ketat, dan tidak pernah membagikan identitas pribadi apa pun terkait pengguna.
Pihak Muslim Pro juga mengatakan saat ini mereka tengah melakukan penyelidikan internal dan meninjau kebijakan tata kelola data untuk memastikan bahwa semua data pengguna ditangani sesuai dengan persyaratan yang ada.
Muslim Pro juga mengatakan bahwa mereka akan mengakhiri kerja sama dengan pihak ketiga. Termasuk perusahaan bernama X-Mode yang disebut mengalirkan data pengguna Muslim Pro ke militer AS.
Motherboard, salah satu media asal AS bahkan menemukan bukti yang menyatakan bahwa Muslim Pro telah mengirimkan data lokasi tersebut kepada X-Mode yakni perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan data lokasi. Selain itu, Motherboard juga mengatakan bahwa Muslim Pro tidak menyebutkan X-mode dalam kebijakan privasi pada aplikasinya.
Ron Wyden yang merupakan Senator AS, mengatakan bahwa X-Mode memang menjual data lokasi yang diambil ponsel di wilayah Amerika Serikat ke militer AS.
“Dalam panggilan telepon September lalu, pengacara X-Mode mengonfirmasi bahwa perusahaan telah menjual data yang dikumpulkan dari pengguna ponsel di Amerika Serikat ke militer AS melalui departemen pertahanan,” ungkap Wayden.
Dilansir melalui: Kompas.com