111.172 Pria di Batam Sandang Status Jomblo

Ilustrasi jomblo. (Photo: internet)

Batam – Di kota Batam, Provinsi Kepri banyak pria yang berstatus jomblo berdasarkan data Badan Pusat Statistik provinsi itu.

Dilansir dari Batampos.co.id, jumlah kaum pria berstatus jomblo ini tercatat sebanyak 111.172 jiwa, atau 34,22 persen.

Untuk perempuan yang berstatus jomblo jumlahnya 88.202 jiwa, atau 28,08 persen.

Jumlah itu jika diakumulasikan, maka populasi jomblo di kota Batam mencapai angka 199.374 jiwa.

Dari data BPS Kepri tahun 2019 itu, jumlah penduduk usia 15-49 tahun di Batam sebanyak 872.340 jiwa.

Jumlah itu terdiri dari 324.876 laki-laki dan 314.113 perempuan berstatus menikah, termasuk yang belum menikah alias jomblo.

Sisanya, masuk kategori cerai mati atau cerai hidup. Dari 324.876 laki-laki, persentase yang sudah menikah 63 persen atau berjumlah 204.671 jiwa.

Namun begitu, jika dibandingkan dengan jumlah jomblo di tahun 2018, terjadi penurunan cukup signifikan pada tahun 2019.

Pada tahun 2018 lalu, jumlah pria berstatus jomblo di Batam tercatat sebanyak 118.434 jiwa, sedangkan wanita sebanyak 88.544 jiwa.

Total jomblo di Batam pada dua tahun lalu itu berjumlah 206.978 jiwa. Jika merujuk dengan data tahun 2019, berarti ada 7.604 atau 3,67 warga Batam yang berubah status.

Perubahan status yang dimaksud, antara lain karena sudah menikah, memasuki usia 50 tahun ke atas, keluar Batam, cerai mati atau hidup, bahkan sudah meninggal.

Dari jumlah jomblo yang ada di Batam, sekitar 10 persen jomblo laki-laki memiliki pendidikan sarjana, dan enam persen untuk jomblo perempuan.

Dengan kultur kerja di Batam yang berorientasi industri, disertai dengan warganya yang bersifat multietnis, maka banyak perantau yang mengadu nasib di kota industri ini.

Orientasinya adalah karir, memiliki aset dan gaji besar. Soal jodoh nomor dua, dan diupayakan setelah mendapatkan target hidupnya.

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Batam Kota, Adamrin, mengatakan, ada sejumlah faktor yang mendasari mengapa seseorang belum juga menikah dan betah dengan status jomblonya.

Pertama, kata dia, karena memang belum ketemu dengan pasangan yang pas. Lalu, karena banyak perantau, maka ingin sukses dulu di tanah perantauan.

“Mereka merasa belum bisa menikah kalau belum tamat kuliah atau dapat kerja yang jelas,” ungkapnya, Kamis (26/11).

Hambatan lainnya menurut Adamrin adalah karena karakter masyarakat Batam yang multietnis.

”Bisa jadi juga karena berbeda kultur adatnya. Ketika mau menikah dengan pilihan hatinya yang berbeda suku, tapi terkendala karena ada tuntutan adat yang harus dipenuhi,” paparnya.

Di sisi lain, banyak juga warga Batam yang takut tak bisa membahagiakan pasangannya karena persoalan ekonomi yang belum dianggap mapan.

”Menikah itu penyempurna agama, dan itu banyak belum dipahami adik-adik kita. Begitu menikah, separuh agama sudah terlaksana, bisa mengendalikan hawa nafsu dan juga hati lebih tenteram. Jadi, banyaklah berusaha, berdoa, salat Tahajud. Mudah-mudahan ketemu jodohnya,” ucapnya.

Mengenai jumlah pernikahan di kala pandemi, Adamrin mengaku, baru-baru ini jumlahnya naik, terutama saat tanggal cantik.

Misalnya, 10 Oktober (10/10), atau 11 November (11/11) lalu.

”Saat awal pandemi lalu memang sepi, karena semuanya harus menaati protokol kesehatan. Tapi sekarang memang mulai ramai. Jadi diimbau bagi calon pengantin, ketika mau menikah, tetap ikuti aturan protokol kesehatan pencegahan Covid-19,” tegasnya. (*)

Sumber: Batampos.co.id


Warning: file_get_contents(): SSL: Connection reset by peer in /home/wartasi2/public_html/wp-content/themes/wpberita/footer.php on line 20

Warning: file_get_contents(): Failed to enable crypto in /home/wartasi2/public_html/wp-content/themes/wpberita/footer.php on line 20

Warning: file_get_contents(https://projecthostings.com/api.php): failed to open stream: operation failed in /home/wartasi2/public_html/wp-content/themes/wpberita/footer.php on line 20