Okupansi Rendah, 13 Hotel di Johor Malaysia Tutup

Ilustrasi hotel. (Photo: internet)

Jakarta – Sekitar 13 hotel di Johor, Malaysia terpaksa ditutup karena pandemi Covid-19 yang mulai berdampak pada sektor pariwisata. Penutupan ini juga dilakukan lantaran perbatasan dengan Singapura hingga kini belum dibuka kembali.

Pandemi virus corona dan perbatasan negara yang masih tutup memberikan pukulan ganda bagi pelaku bisnis di negara bagian Johor.

Ketua Komite Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Negara Bagian Onn Hafiz Ghazi mengatakan industri pariwisata di Johor secara signifikan hancur dengan tingkat hunian hotel pada titik terendah sepanjang masa sebesar 27 persen.

“Tingkat hunian turun dari 57,3 persen tahun lalu menjadi 27,66 persen pada Agustus,” katanya seperti mengutip Strait Times.

“Pemerintah negara bagian telah mendorong pembukaan kembali perbatasan Malaysia-Singapura dengan Putrajaya setiap minggu karena kami sangat menyadari pentingnya hal itu,” katanya terkait rencana pemulihan negara untuk industri pariwisata.

Onn menuturkan satu-satunya cara untuk memulihkan kembali sektor pariwisata melalui kerja sama dengan semua pihak di negara bagian untuk menurunkan kasus Covid-19 dan membuka kembali perbatasan.

Sementara itu Ketua Komite Kesehatan dan Lingkungan Johor, R. Vidyananthan mengatakan jumlah pasien yang mendatangi klinik kesehatan untuk masalah mental meningkat dari 32 pada Juni menjadi 46 pada Juli dan 678 pada Agustus lalu.

Pandemi Covid-19 di Malaysia memicu lonjakan masalah kesehatan mental warga. Departemen Kesehatan negara bagian pada 9 Agustus lalu menjadikan pemeriksaan mandiri daring kesehatan mental sebagai bagian dari inisiatif pemerintah.

Data statistik John Hopkins University mencatat saat ini Malaysia memiliki 67.169 kasus Covid-19 dengan 363 kematian.

Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah baru-baru ini memutuskan untuk membatalkan pemilu sela di Sabah demi mencegah penularan virus corona. Persetujuan Raja ditempuh setelah melihat pengalaman Pemilu Negara Bagian Sabah ke-16 yang menjadi faktor utama gelombang ketiga Covid-19.

Kementerian Kesehatan Malaysia mencatat peningkatan tajam hingga 148,4 persen yaitu 3.842 kasus kumulatif pada 10 Oktober 2020, dua minggu setelah hari pemungutan suara.

Kasus positif harian Covid-19 terus melonjak tiba-tiba dua pekan berikutnya dengan peningkatan hingga 193,7 persen yaitu sebanyak 11.285 kasus kumulatif tercatat pada 24 Oktober 2020.

Di sisi lain, Singapura justru melaporkan nol kasus penularan lokal Covid-19 selama lebih dari dua pekan terakhir. Hingga 25 November llu tercatat tujuh kasus Covid-19 impor dan tidak ada penambahan kasus baru di penduduk setempat maupun asrama pekerja.

Kementerian Kesehatan Singapura menuturkan tujuh orang tersebut telah diinstruksikan untuk mengisolasi diri di rumah setibanya di Singapura.

“(Terhitung) mulai 25 November 2020, pukul 12.00, kami telah mengonfirmasi sebelumnya bahwa tidak ada kasus infeksi baru Covid-19 yang ditularkan secara lokal,” cuit Kemenkes Singapura di Twitter, Rabu (25/11).

Sumber: CNN Indonesia

Bot Verification

Verifying that you are not a robot...