YAPEN PAPUA – Sebanyak 25 polisi di Kepulauan Yapen Papua dievakuasi akibat serangan kelompok kriminal bersenjata (KKB). Terungkap, KKB menyerang iring-iringan polisi dengan dengan menggunakan bom rakitan.
“Pada saat anggota dihadang, terjadi kontak tembak. Namun anggota lebih memilih menyelamatkan diri lantaran KKB menggunakan bom rakitan atau bom molotop yang berbahan baku mesiu,” ujar Kapolres Yapen AKBP Herzoni Saragih saat dimintai konfirmasi detikcom, Rabu (14/12/2022).
Rombongan polisi berjumlah 25 personel itu diketahui hendak membuka pemalangan jalan di Pertigaan Simpang Sobeba, Distrik Yapen Utara, Kepulauan Yapen pada Selasa (13/12/2022) sore. Namun mereka tiba-tiba diserang KKB.
Menurut Herzoni, sebanyak 3 unit kendaraan dinas Polri dibakar oleh KKB. Beruntung tak ada anggota polisi yang jadi korban luka atau meninggal.
“Puji Tuhan seluruh anggota kami selamat,” katanya.
Herzoni menceritakan kejadian itu bermula terjadi ketika ia memerintahkan anggotanya untuk membuka jalan yang dipalang di Simpang Sobeba. Pasalnya, jalan tersebut akses masyarakat Distrik Yapen Utara menuju ke Kota Serui.
“Tiba-tiba anggota kami diserang oleh KKB. Jumlah mereka diperkirakan mencapai 40 orang. Dari suara tembakan yang terdengar, ada 4 pucuk senjata yang terindikasi mereka gunakan,” katanya.
BACA JUGA Satu Prajurit TNI Gugur Setelah Ditembak Anggota KSB di Papua
Dilansir detikSulsel, Rabu (14/12/2022), ada 25 polisi di Kepulauan Yapen, Papua, yang dievakuasi akibat serangan itu. KKB awalnya menghadang rombongan mobil polisi.
Herzoni menyebut KKB yang menyerang diperkirakan berjumlah 40 orang. Herzoni juga menduga kelompok tersebut membawa empat senjata api saat penyerangan.
Kelompok Plato Marani
Pemimpin KKB itu diidentifikasi Plato Marani.
“Ini adalah kelompok Plato Marani ini mendiami Desa Kaonda Distrik Windesi atau Yapen Utara,” kata Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Herzoni Saragih seperti dikutip dari detikSulsel, Rabu (14/12/2022).
Herzoni mengatakan KKB ingin menunjukkan keberadaannya dengan mengganggu masyarakat dan menyerang aparat. Dia mengatakan kelompok ini memiliki sejumlah senjata api rakitan. Diduga senjata api rakitan ini digunakan saat menyerang dan membunuh satu warga sipil.
“Mereka memiliki senjata rakitan. Aparat kepolisian tentunya akan mengambil langkah-langkah hukum yang tegas terhadap para pelaku,” terangnya. (*)
Sumber : detiknews