WARTASIBER.com, PESISIR SELATAN – Kasus korupsi yang menyeret mantan Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni, terkait penyelewengan dana di PDAM Tirta Langkisau, berdampak pada peta dukungan politik di ‘negeri berjuluk ‘Sejuta Pesona’.
Setelah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) memutuskan Hendrajoni bersalah menggelapkan uang Rp240 juta, banyak pendukung setianya mengalihkan dukungan kepada Rusma Yul Anwar, yang saat ini menjabat sebagai Bupati Pesisir Selatan.
Peralihan dukungan ini memicu berbagai reaksi dari masyarakat yang berharap akan adanya pemimpin yang lebih bersih dan amanah di masa mendatang.
Dukungan Bergeser ke Rusma Yul Anwar
Banyak masyarakat menilai bahwa kasus ini adalah puncak kekecewaan terhadap kepemimpinan pada era Hendrajoni, yang sebelumnya dianggap bersih, ternyata hanya topeng belaka.
Namun, putusan pengadilan yang menyatakan Hendrajoni bersalah atas penyelewengan dana masyarakat tersebut menjadi titik balik yang mengubah persepsi masyarakat.
“Kami dulu percaya bahwa HJ adalah sosok yang mampu membawa perubahan bagi Pesisir Selatan. Namun, dengan adanya vonis Pengadilan Tindak Pidana Korupsi ini, rasanya kepercayaan kami sudah dikhianati,” ujar Suryadi (57) seorang warga di Kecamatan Lengayang.
Dukungan yang beralih ke Rusma Yul Anwar diharapkan dapat membawa perubahan dalam tata kelola pemerintahan yang lebih bersih. Sejumlah warga menyebut bahwa Rusma dianggap sebagai pilihan yang lebih baik untuk memimpin Pesisir Selatan menuju perbaikan, ungkapnya.
“Kami butuh pemimpin yang bukan hanya punya visi, tapi juga bebas dari kasus korupsi tambah, Tati (54) seorang ibu rumah tangga dari Kecamatan Tapan.
Harapan Masyarakat Terhadap Rusma Yul Anwar
Dengan meningkatnya dukungan, masyarakat juga menaruh harapan besar pada Rusma Yul Anwar untuk menjaga integritas dan menjauhi segala bentuk penyelewengan. Warga berharap Rusma dapat membawa transparansi dalam penggunaan dana publik, terutama dalam proyek-proyek yang melibatkan perusahaan daerah.
“Kami butuh sosok yang berani mengutamakan kepentingan masyarakat dan bukan hanya untuk kepentingan pribadi. Semoga beliau (Rusma) bisa menjaga amanah,” kata Burhan (35) seorang tokoh pemuda di Kecamatan Sutera.
Suara Tokoh Masyarakat: Korupsi adalah Pengkhianatan
Para tokoh masyarakat pun angkat bicara. Usman (62) seorang pemuka adat di Kecamatan Lunang, menegaskan bahwa korupsi adalah bentuk pengkhianatan terhadap rakyat yang telah memberi kepercayaan.
“Korupsi di PDAM ini sangat merugikan rakyat, karena air adalah kebutuhan utama. Ketika dana diselewengkan, dampaknya bisa meluas, mengganggu pelayanan dan pembangunan daerah. Kami berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi pejabat lainnya,” jelas Usman.
Masyarakat Kian Kritis dan Harapan Akan Pemerintahan yang Bersih
Kasus korupsi Hendrajoni juga mencerminkan perubahan pola pikir masyarakat Pesisir Selatan. Semakin banyak warga yang mulai bersikap kritis terhadap integritas pemimpin dan tidak segan-segan beralih dukungan demi mencari figur yang lebih amanah. Ini merupakan pertanda baik bagi demokrasi lokal, di mana masyarakat menjadi lebih bijak dalam memilih dan menilai kinerja pemimpin daerah mereka.
Dengan bergesernya dukungan ini, perjalanan politik Pesisir Selatan memasuki babak baru. Kini, Rusma Yul Anwar dihadapkan pada ekspektasi besar dari masyarakat, yang berharap pemimpin mereka bebas dari korupsi dan mampu menepati janji untuk membangun Pesisir Selatan tanpa penyalahgunaan kekuasaan,(@k min)