Lombok – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno, meninjau kesiapan amenitas berupa Homestay di Desa Wisata Gerupuk, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (16/1), kemarin.
Kunjungan kerja ini, dilakukan Sandiaga guna mempersiapkan seluruh aspek pariwisata dan ekonomi kreatif menjelang perhelatan MotoGP Mandalika yang rencananya akan digelar pada Oktober tahun ini.
Sandiaga mengatakan Homestay di Desa Wisata Gerupuk merupakan salah satu pembangunan infrastruktur yang berkeadilan, karena program ini menyediakan fasilitas rumah swadaya, yang pembangunannya melibatkan pemberdayaan masyarakat.
“Jadi, masyarakat ikut serta bersama-sama dalam mendesain kemudian membangun dan tentunya memperoleh manfaat dari hal tersebut,” kata dia.
Program Homestay kata dia merupakan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), atau yang biasa dikenal dengan program bedah rumah.
Pada 2020, program ini ditingkatkan untuk menunjang sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Lombok, NTB, yang merupakan salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas (DSP) yang telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo.
“Desa wisata ini merupakan salah satu pendorong dari pengelolaan pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan,” katanya.
Selain itu, Sandiaga melanjutkan, juga dapat membuka lapangan kerja bagi masyarakat dengan memperoleh mata pencaharian melalui penyewaan Homestay.
“Fasilitasnya juga telah memiliki standar kualitas yang baik dan letak Homestay ini sangat strategis dan relevan. Mengingat kawasannya berdekatan dengan MotoGP Mandalika Circuit,” tambahnya.
Ia mengatakan Homestay ini menyasar target milenial kelas menengah baru yang ingin menikmati keindahan Mandalika, tapi tidak memiliki budget yang cukup untuk penginapan bintang lima.
Satu kamar Homestay per malam harganya Rp 250 ribu. Harga itu dikatakan dia sudah termasuk sarapan, WiFi, dan listrik. Sandiaga merasa harga tersebut cukup terjangkau.
“Tadi saya bersama dengan Pak Gubernur sudah berencana, mungkin sebelum perhelatan MotoGp Mandalika kita akan mencoba tinggal satu malam di Homestay ini. Saya dengan Pak Gubernur siap ingin merasakan suasana menginap di Homestay secara langsung,” kata Sandiaga.
Untuk strategi promosi Homestay di Desa Wisata Gerupuk, ia mendorong penggunaan platform digital. Sandiaga berencana akan memberikan fasilitasi terkait digitalisasi dan virtualisasi guna mempromosikan Homestay ini.
“Mudah-mudahan ini bisa memicu ekonomi masyarakat serta bangkitnya pariwisata dan ekonomi kreatif. Tentunya didukung dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Rumah Swadaya KemenPUPR, K.M. Arsyad menjelaskan dalam pembangunan rumah ini pihaknya tidak meninggalkan nuansa lokal.
Konsep desainnya kata dia berdasarkan ruang tradisional Lombok terdiri dari sesangkok. “Jadi kalau ingin masuk ke dalam rumah harus menunduk terlebih dahulu untuk memberikan penghormatan,” kata dia.
Kemudian bentuk atap stilasi yang juga mengadopsi nuansa lokal. Konsol dibuat lebih rendah sebagai filosofi rumah adat Sasak tentang bagaimana tamu menghargai privasi pemilik rumah.
“Di samping Homestay, kami juga melakukan pengembangan rumah untuk meningkatkan kualitas agar menjadi rumah layak huni. Jadi, langsung memperoleh dua fungsi, pertama pariwisata dan kedua rumah layak huni,” jelas Arsyad.
KementerianPUPR sampai sejauh ini juga telah membangun 300 unit Rumah Swadaya di Lombok.
Turut mendampingi Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Hari Sungkari, Gubernur NTB Zulkieflimansyah, dan Kepala Balai Pelaksana Penyediaan Perumahan Nusa Tenggara Satu KemenPUPR Rini Dyah Mawarty. (*)