Yogyakarta – Guguran lava pijar Gunung Merapi meningkat dibanding hari sebelumnya. Selain itu, aktivitas kegempaan di gunung yang berstatus siaga itu juga menunjukkan peningkatan.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, menjelaskan, terjadi sebanyak 29 kali guguran lava pijar pada Minggu, 10 Januari 2021. Selain itu, petugas di pos pengamatan juga mendengar beberapa kali suara guguran.
“Hasil pengamatan 10 Januari 2021 dalam waktu pukul 00.00-24.00, teramati 29 kali guguran lava pijar, jarak luncur 900 meter ke sungai Krasak. Selain itu, terdengar dua kali suara guguran dalam kategori sedang dan keras dari Pos Pengamatan Babadan,” kata Hanik, Senin, 11 Januari 2021.
Catatan kejadian kegempaan pada hari tersebut tinggi. Beberapa kegempaan yang terjadi yakni gempa guguran 176 kali, gempa fase banyak 164 kali, gempa vulkanik dangkal 44 kali, gempa tektonik 3 kali, dan gempa hembusan 35 kali.
Hasil pemantauan aktivitas vulkanis itu menunjukkan peningkatan dibandingkan pada Sabtu, 9 Januari 2021. Saat itu, BPPTKG mencatat 26 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur 800 meter ke Kali Krasak.
“Juga terjadi sekali awan panas dengan jarak luncur 600 meter ke Kali Krasak dan terdengar dua kali suara guguran dari Pos Babadan,” ungkapnya.
Adapun kegempaan yang tercatat yakni satu kali awan panas guguran, gempa guguran 157 kali, gempa fase banyak 181 kali, gempa vulkanik dangkal 59 kali, gempa tektonik sekali, dan gempa hembusan 39 kali. Hanik menambahkan, hasil pemantauan hari ini juga menunjukkan aktivitas vulkanis Gunung Merapi masih tinggi.
“Guguran teramati tiga kali jarak luncur maksimum 400 meter arah ke hulu kali Krasak, yang terdengar dari Pos Babadan dan Pos Ngepos dengan intensitas suara sedang hingga keras,” kata dia.
Gunung Merapi saat ini berstatus siaga. Daerah bahaya masih berjarak sekitar lima kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Sumber: Medcom.id