Bintan – Perusahaan asing PT Bintan Alumina Indonesia (BAI) di Bintan, Kepri, dikabarkan akan mulai beroperasi awal tahun 2021 mendatang.
Pabrik pengolahan bauksit menjadi alumina itu merupakan satu-satunya yang berskala besar di Provinsi Kepri.
Direktur Utama PT BAI, Santoni, memperkirakan perusahaannya itu dapat beroperasi antara Januari atau Februari tahun depan.
“Itu karena proyek smelter (fasilitas pengolahan hasil tambang yang berfungsi meningkatkan kandungan logam) hampir selesai dikerjakan,” kata dia dilansir Kepriprov.go.id, Senin (30/11).
Menurutnya, bahan baku bauksit yang diolah di PT BAI tidak hanya dari Pulau Bintan, melainkan juga ada dari sejumlah daerah di Kalimantan.
PT BAI kata dia akan memproduksi alumina dari bauksit dengan kadar alumina yang tinggi, dan potensi itu banyak terdapat di Kalimantan.
“Kalau untuk pasokan listrik sudah hampir ‘ready’. Kami perkirakan PLTU di lokasi operasional beroperasi mulai Desember 2020,” kata Santoni.
Ia mengemukakan pembangunan “smelter” di PT BAI sudah berlangsung sekitar tiga tahun lalu. Nilai investasi yang ditanam untuk pembangunan PLTU dan “smelter” itu mencapai Rp30 triliun.
Sedangkan lahan yang digunakan di Kawasan Ekonomi Khusus Galang Batang itu sekitar 2300 hektare.
“Ada kendala sedikit terkait klaim lahan yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku sebagai penggarap lahan. Kami serahkan persoalan ini kepada pihak yang berwajib,” ujarnya.
Santoni mengatakan investasi di Galang Batang ini tidak hanya menambah pendapatan daerah dan negara, melainkan juga mendorong pertumbuhan perekonomian.
“Kami utamakan warga lokal bekerja di PT BAI. Bahkan kami memberi pelatihan khusus kepada mereka di China,” tuturnya. (*)