Jakarta – Legenda sepak bola dunia, Diego Maradona, meninggal dunia pada usia 60 tahun setelah menderita serangan jantung. Kabar mengejutkan ini datang hanya dua pekan setelah ia melangsungkan operasi otak.
Berita mengenai meninggalnya Diego Maradona dilaporkan pertama kali oleh pengacaranya, Matias Morla. Dengan cepat, kabar ini menyebar dan menjadi trending topic di sejumlah media sosial.
Diego Maradona masuk rumah sakit pada 11 November 2020 karena pendarahan di otaknya. Beberapa hari berselang, berdasarkan klaim Dr. Leopoldo Luque, berjalan dengan baik, sehingga sang maestro diperbolehkan pulang seraya melanjutkan pengobatan.
Maradona, yang dianggap sebagai salah satu pesepakbola terhebat sepanjang masa, membantu Argentina memenangkan Piala Dunia 1986, puncak karier yang termasyhur.
Dia bermain untuk beberapa tim kuat seperti Boca Juniors, Napoli dan Barcelona selama karier sepak bolanya dan dipuja oleh jutaan orang di seluruh dunia karena keterampilan briliannya.
Ia juga sempat membuat kontroversi yang menggegerkan dengan gol Tangan Tuhan. Maradona melakukan aksi tersebut kala berhadapan dengan Timnas Inggris pada Piala Dunia 1986.
Sempat Dinyatakan Sehat Walafiat
Sang pengacara, Matias Morla yang belakangan ini menjadi orang terdekat Diego Maradona, di sisi lain, takjub dengan apa yang ia saksikan. Ia mengklaim bahwa kliennya itu menjalani masa tersulit.
Ia bahkan mengaku sempat takut Diego Maradona meninggal dunia karena pendarahan internal yang terjadi dekat otaknya.
“Diego mengalami masa yang sangat sulit, itu adalah saat tersulit dalam hidupnya dan saya pikir itu adalah keajaiban bahwa pendarahan terdeteksi di kepalanya karena itu bisa mengambil nyawanya,” kata Morla pada hari Rabu, berdasarkan laporan Cadena Cope .
“Puji Tuhan, bahaya itu lenyap berkat intervensi hebat dari Dr. Leopoldo Luque (ahli bedah saraf dan dokter umum Maradona), karena dia mendeteksinya pada waktunya.”
Kini Diego Maradona telah tiada. Namun warisannya buat sepak bola akan senantiasa abadi.
Sumber: Bola.com