Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan bahwa vaksin tidak akan cukup menghentikan pandemi virus corona (Covid-19). Vaksin hanya menjadi salah satu alat untuk mengendalikan penyebaran virus.
Hal ini ditegaskan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari AFP, Selasa (17/11/2020). Ia berujar vaksin-pun tak akan mengakhiri pandemi.
“Vaksin hanya akan melengkapi alat lain, yang kita miliki, bukan menggantikannya,” tegasnya. “Vaksin sendiri tidak akan mengakhiri pandemi.”
Pernyataan Ghebreyesus muncul saat sejumlah perusahaan farmasi menyebut efektivitas vaksin mereka yang mencapai 90%. Moderna Inc misalnya baru saja mengumumkan vaksinnya efektif 94% mencegah Covid-19 kemarin menyusul pengumuman serupa dari perusahaan Pfizer dan BioNTech.
Apalagi, lanjutnya, vaksin di awal hanya akan dibatasi ke sejumlah kelompok tertentu saja. Vaksin akan diberikan ke petugas kesehatan, orang tua dan populasi berisiko lain untuk mengurangi kematian dan memungkinkan sistem kesehatan untuk mengatasinya.
“Itu masih akan meninggalkan virus dengan banyak ruang untuk bergerak. Pengawasan perlu dilanjutkan, orang-orang masih perlu diuji, diisolasi dan dirawat, kontak masih perlu dilacak … dan individu akan tetap perlu dirawat,” jelasnya.
Saat ini jumlah kasus terinfeksi Covid-19 secara total di dunia sudah mencapai 54 juta kasus di mana 1,3 juta nyawa meninggal.
Belum Bisa Hidup Normal
Sementara itu ahli virus ternama Amerika Serikat (AS) Dr Anthony Faucy juga memperingatkan hal yang sama dengan WHO. Ia mengatakan ketika vaksin Covid-19 tersedia untuk umum, manusia tetap tidak akan hidup dalam keadaan normal.
Ia tetap merekomendasikan orang-orang memakai masker dan melakukan jarak sosial. Hal ini ditegaskannya dalam wawancara dengan CNN International akhir pekan kemarin.
“Jelas, dengan 90% lebih vaksin efektif, Anda bisa merasa jauh lebih percaya diri tentang tidak tertular virus,” katanya.
“Tapi saya akan tetap merekomendasikan kepada orang-orang untuk tidak mengabaikan semua tindakan kesehatan masyarakat hanya karena Anda telah divaksinasi.”
Menurutnya pemakaian masker secara universal, menjaga jarak fisik, menghindari orang banyak, melakukan lebih banyak aktivitas di luar ruangan dan sering mencuci tangan harus tetap dilakukan.
“Karena meskipun, untuk populasi umum, mungkin 90 [%] hingga 95% efektif. Anda belum tentu tahu, untuk Anda, seberapa efektif itu,” tegasnya.
“Bahkan pada tingkat keberhasilan tersebut, sekitar 5% hingga 10% orang yang diimunisasi masih dapat tertular virus.”
Hal senada juga dikatakan ahli virologi lain yang bekerja pada pengembangan terapi antibodi monoklonal untuk Covid-19 di Universitas Columbia AS, Dr. David Ho. Pasalnya efek perlindungan diri vaksin juga mungkin memakan waktu setidaknya satu bulan atau hanya sedikit lebih lama.
“Oleh karena itu, untuk masa mendatang, kami perlu melanjutkan langkah-langkah mitigasi kami, termasuk memakai masker,” kata Ho mencatat bahwa tindakan pencegahan seharusnya masih berlangsung sampai 2021.
Melansir CNBC International, uji coba vaksin yang dilakukan masih terus berlangsung saat ini. Sehingga angka kemanjuran bisa dapat berubah dan juga belum jelas berapa lama kekebalan akan bertahan.
Sumber: CNBC Indonesia