Sudah Kurang Laris, Mobil Prancis di Indonesia Nggak Perlu Diboikot

(Photo: internet)

WartaSiber.com – Dari isu Agama bisa merembet kemana-mana, bahkan untuk negara sekuler sekelas Prancis. Indonesia pun uniknya, ikut nimbrung dan seruan boikot produk Prancis lagi ramai.

Berawal dari pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mendukung kebebasan berekpresi ketika muncul kartun Nabi Muhammad SAW di negaranya.

Di media sosial, netizen ramai membicarakan soal produk-poduk asal Prancis, terutama terkait fesyen atau kecantikan. Namun, Prancis juga punya merek otomotif yang cukup kuat.

Salah duanya yang ada di Tanah Air yakni Peugeot dan Renault. Peugeot dikelola oleh grup Astra, sedang Renault dikelola Maxindo.

Menariknya, seruan boikot produk Prancis sampai juga ke ranah otomotif. Tapi, ya, sekali lagi tapi, sebenernya gak perlu di boikot pun, mobil Prancis di Tanah Air sudah sepi peminat.

Memang, image harga mahal masih jadi salah satu faktor penting kenapa produk Prancis enggan dibawa pulang ke garasi. Kalau mau mobil mahal, mending Mercy dan BMW sekalian.

Tapi munculnya Renault sebenernya juga merupakan sebuah pembuktian, kalau ternyata harga murah aja gak lantas ngebuat mobil buatan Prancis jadi laris di Indonesia.

Kita semua tau berapa kisaran harga mobil-mobil yang dijual Renault dan jadi andalannya, Triber misalnya, atau bahkan Kwid, semuanya masih dibawah Rp200 jutaan, kecuali Renault Coleos.

Tapi berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sepanjang 9 bulan tahun ini saja, penjualan ritel Renault hanya sebatas 170 unit saja.

Terus, gimana dengan Peugeot? Sebelas dua belas. Malah sebenernya karena punya banderol lebih mahal, Peugeot tergolong lebih beruntung penjualannya.

Ada dua mobil yang jadi andalan, yakni Peugeot 3008 dan 5008. Sepanjang Januari sampai September 2020, penjualan diler ke konsumen hanya sebanyak 172 unit.

Jadi, gak perlu repot-repot diboikot kan?

Sumber: Uzone.id