Ribut Masalah Honor Penari Asian Games, 2 Sekolah Ini Angkat Bicara

WARTASIBER.COMJakarta – Masalah honor penari Ratoh Jaroe untuk Asian Games dari Inasgoc belum beres. Perwakilan SMA Negeri 23 dan SMA Negeri 78 Jakarta Barat membantah kompensasi pemberian Inasgoc sebagai uang honor untuk para murid yang menjadi penari Tari Ratoh Jaroe pada pembukaan Asian Games 2018.

“Istilah honor itu tidak ada, yang benar adalah kompensasi atau apresiasi. Dari uang itu, kami disuruh mengelola untuk persiapan Asian Games sampai selesai,” ujar Wakil Bidang Kesiswaan SMAN 78 Jakarta Barat Zainuddin di Jakarta, Rabu, 19 September 2018.

Menurut Zainuddin, sejak awal meniatkan seluruh kegiatan yang diikuti murid dan sekolah dilakukan secara sukarela. Sehingga, pemberitaan mengenai sekolah menahan honor yang menjadi hak para murid penari Ratoh Jaroe tidak benar. “Saya tidak sepakat itu dibilang honor, karena dari awal semua dilakukan secara sukarela, tidak pernah ada pembicaraan soal honor”.

Kompensasi tersebut, kata Zainuddin, sudah dibahas dengan perwakilan beberapa sekolah yang terlibat dalam pelaksanaan Tari Ratoh Jaroe dan sepakat tidak mengurangi nilai kompensasi Inasgoc kepada para peserta. Besaran kompensasi dari Inasgoc Rp 200 ribu per hari selama latihan di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat.

Kompensasi tersebut diberikan Inasgoc lewat penyelenggara acara atau EO. Uang kompensasi ini dikelola sekolah untuk konsumsi dan transportasi para penari yang berlatih selama 13 hari.

 

Ada yang Minta Uang, Bukan Barang

Perihal uang kompensasi, Zainuddin melanjutkan, juga telah dibahas dengan perwakilan siswa. Keputusannya sebagian menginginkan kompensasi berupa pembuatan tas pinggang, sebagian yang lain menginginkan kompensasi dalam bentuk uang.

Menanggapi hal tersebut, Zainuddin mengatakan keputusan mencairkan uang kompensasi cukup disayangkan, karena tidak dapat diwujudkan dalam bentuk barang kenang-kenangan. Zainuddin mengaku tidak menolak.

“Tidak masalah, kalau mereka mau nanti bisa dicairkan. Kami dan sejumlah sekolah lain sudah sepakat tidak akan mengurangi nilai (uang) kompensasi dari Inasgoc untuk murid-murid,” kata dia.

Wakil Bidang Kesiswaan SMAN 23 Jakarta, Edi Susilo, mengatakan kaget dengan pemberitaan soal sekolah yang menahan honor siswanya penari Tari Ratoh Jaroe saat pembukaan Asian Games 2018. Edi membenarkan pihak Lima Arus (sebagai EO) telah bersepakat  dengan para siswi dan pihak sekolah terkait dengan uang yang akan diberikan.

Hanya saja, kata Edi, uang tersebut bukanlah honor, melainkan uang operasional selama para siswi berlatih menjelang Asian Games 2018. “Memang ada perjanjian akan dikirim uang selama tiga kali. Namun di dalam perjanjian itu sama sekali tidak ada kata-kata honor, hanya operasional,” ujarnya.

Edi tak merinci berapa jumlah uangnya. Yang jelas, kompensasi tersebut digunakannya untuk akomodasi para siswa selama 12 kali berlatih di Gelora Bung Karno plus satu kali tampil saat pembukaan Asian Games 2018.

“Buat menyewa bus saja sekitar Rp 5 juta. Kami pakai dua bus dan itu harus bus yang sesuai standar mereka, tidak bisa bus sembarangan. Belum lagi buat makan dan minum anak-anak. Itu semua pakai uang operasional,” kata Edi.

Tak hanya sekolahnya saja yang belum memberikan sisa uang operasional kepada para penari.  Edi mengatakan 17 SMA lainnya belum memberikan sisa uang operasionalnya. Sebagian uang baru dibayarkan Selasa, 17 September 2018.

Belasan sekolah ini ada di Jakarta, yakni SMA 70, SMA 6, SMA 3, SMA 71, SMA 82, SMA 66, SMA 4, SMA 68, SMA 78, SMA 49, SMA 34, SMA 48, SMA 90, SMA 46, SMA 24, SMA Angkasa I Halim dan SMA Dian Didaktika.

Di kesempatan berbeda, Direktur Media dan Hubungan Masyarakat Inasgoc Ratna Irsana menyatakan, sudah dibayarkan melalui penyelenggara acara kepada sekolah yang berpartisipasi Tari Ratoh Jaroe.

“Inasgoc membayar lewat EO ke sekolah. Dari EO sudah membayar lunas dan kami punya semua dokumen dan bukti transfernya. Satu anak mendapat 15 dolar Amerika Serikat atau Rp 200 sekali latihan. Latihan 15 kali, jadi sekitar Rp 3 juta per anak,” jelasnya.

Sekretaris Jenderal Panitia Pelaksana Asian Games 2018, Eris Herriyanto mengatakan, panitia telah memberikan sejumlah uang operasional kepada para penari. “Kami sangat berterima kasih kepada para penari, guru, dan orang tua yang telah memberikan kontribusi,” kata Eris, Rabu, 19 September 2018.

Eris menyebut, proses pembayaran uang operasional sudah dilakukan sebanyak tiga kali, yaitu pada April, Juni, dan Selasa, 17 September 2018. Menurut Eris, semua bukti pembayaran kepada sekolah telah terdokumentasi di panitian Asian Games. “Ada 2.113 penari yang berasal dari SMA-SMA di Jakarta”.

 

Dilansir melalui : metro.tempo.co / Aditya Budiman