Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko Resmi Ditahan KPK

Bupati Jombang

WARTASIBER.COM – Bupati Jombang yang juga Ketua DPD Golkar Jawa Timur, Nyono Suharli Wihandoko ditahan KPK setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi. Golkar pun memastikan proses pemenangan Pilkada serentak di Jatim tidak terpengaruh.

“Kami dari DPP sangat prihatin di Jatim. Ini musibah di lartai Golkar, kita bertekad bahwa belajar dari musibah ini tentu saja tidak berhenti menghadapi kontestasi politik,” ujar Ketua Koordinator Bidang Kepartaian DPP Golkar, Ibnu Munzir di Gedung DPD Golkar Jatim, Surabaya, Minggu (4/2/2018).

Ibnu meminta agar seluruh kader Golkar, khususnya di wilayah Jatim, untuk tetap solid meski ada peristiwa operasi tangkap tangan (OTT) oleh KPK terhadap pemimpin Golkar Jatim. Dia berharap para kader tetap semangat bekerja memenangkan pasangan calon yang diusung Golkar di gelaran pilkada serentak 2018.

Baca juga: Bupati Nyono Gunakan Dana Suap untuk Iklan Kampanye, Ini Kata Timses

“Tetap harus solid dan bergerak untuk kepentingan pemenangan di dalam kontestasi politik termasuk di pilkada Jatim. Ini tekad yang sudah digelorakan bersama-sama,” sebut Ibnu usai Konsolidasi Kepartaian wilayah Jatim.

Dia mengatakan ditangkapnya Nyono oleh KPK memang menjadi keprihatinan sendiri untuk Golkar. Hanya saja, kata Ibnu, partai tidak boleh berhenti terkait proses politik karena masalah ini.

“Secara organisasi kita prihatin, partai tidak bisa stagnan pada posisi DPD,” tuturnya.

Baca juga: Bupati Jombang Akui Suap Dipakai Kampanye dan Santunan Anak Yatim

Meski memberhentikan sementara Nyono dari jabatan sebagai Ketua DPD Jatim, Golkar tetap akan membantu dalam proses hukum. Namun belum diketahui siapa yang akan ditunjuk sebagai Plt (pelaksana tugas) Nyono.

“Sebagai anggota yang kena musibah sebagai bentuk soliditas, kita akan bantu. Tetapi dalam urusan organisasi tentu ada langkah. Makanya kita berhentikan sementara dan berencana putuskan Plt,” terang Ibnu.

Acara yang seharusnya mendengar pengarahan dari Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto untuk pemenangan 18 pilkada di Kabupaten/Kota serta Pilgub Jatim ini rencananya dihadiri oleh pasangan cagub-cawagub Jatim yang diusung Golkar, Khofifah Indar Parawasansa-Emil Dardak. Karena Airlangga tak hadir, acara pun diganti menjadi koordinasi kepartaian secara internal. Akibatnya Khofifah-Emil batal hadir.

Nyono Diberhentikan, Golkar Segera Tetapkan Plt Ketua DPD JatimFoto: Ibnu Munzir (Ari Saputra/detikcom)

“Bu Khofifah (tadinya) sepakat hadir karena ada kondisi semalam dan ketua umum memundurkan acara ini, maka bu Khofifah tidak hadir dan bersifat internal dulu,” kata Ibnu.

Untuk acara pengarahan dan konsolidasi pemenangan, menurut Ibnu, akan digelar dalam waktu dekat. “Pengarahan ketum 4-5 hari ke depan,” tambahnya.

Seperti diketahui, Nyono ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dalam kasus suap. Uang suap diberikan kepada Nyono oleh Plt Kadinkes Pemkab Jombang, Inna Sulestyowati agar ditetapkan sebagai Kadinkes Jombang definitif.

Uang suap didapat Inna dari pungutan liar (pungli) dana kapitasi. Dana tersebut merupakan sistem mekanisme pembiayaan dalam sistem jaminan kesehatan nasional terhadap Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).

Inna disebut KPK melakukan pungli dana kapitasi dari 34 puskesmas di Jombang. Terkumpul Rp 434 juta dari pungli itu sejak Juni 2017. Sebagian uang suap digunakan Nyono untuk biaya kampanye maju kembali di Pilkada Jombang.

Baca juga: Ditahan KPK, Bupati Jombang: Saya Tak Tahu Kalau Salahi Aturan

Nyono sendiri menyatakan mengundurkan diri dari posisinya baik sebagai Bupati Jombang maupun Ketua DPD Golkar Jatim. Nyono dan Inna kini telah ditahan KPK.

“Otomatis kalau saya ya harus mundur, ya DPD Golkar Jatim maupun bupati,” ujar Nyono sesaat sebelum memasuki mobil tahanan di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Minggu (4/2).

“Saya ikhlas karena saya merasa bersalah itu melanggar ketentuan hukum sehingga perjalanan ini yang harus lakukan dan kita ikuti perjalanan ini,” imbuh dia.
(elz/elz)